Monday Mar 10, 2025

Clodi di setahun pertama bayi

Clodi alias cloth diaper atau popok cuci ulang menjadi pilihan saya dan sudah diniatkan sejak saya mengetahui keberadaan clodi tersebut dan jauh sebelum dede lahir bahkan sebelum saya nikah heu.

Waktu saya tahu inovasi (tsaah) bernama Clodi dari Bubu, rasanya girang bener denger ada popok yang bisa dicuci sehingga nggak nyampah, hemat biaya, dan bahkan bisa diturunkan ke sang adik nantinya.

Beberapa bulan menjelang dede lahir, saya mulai mencicil membeli clodi secara online. Berhubung produksi lokal sudah banyak dan kualitasnya pun kabarnya bagus maka saya tidak membeli clodi impor yang harganya bisa 2x lipat itu. Beli clodi lokal aja dicicil jeung! Beli 1 clodi plus insert dengan harga 90.000 kan lumayan juga hehe.

Dari awal pun saya pun bilang dulu ke Abang kalau dede lahir nantinya jika kondisi memungkinkan saya ingin ia tidak memakai popok disposable alias sekali pakai buang. Sehingga dibutuhkan kerja sama untuk mencuci dan mengganti di malam hari. Abang pun setuju-setuju saja (wong masih teori, anaknya belon lahir :p).

Koleksi clodi menjelang lahiran masih berjumlah 3 buah. Lalu Alhamdulillahbertambah lagi menjadi 5 buah saat kakak saya bongkar-bongkar lemari dan menemukan hadiah clodi yang dulu ditujukan untuk Daffa. Lumayan deh..

Alhamdulillah ketika lahir Abang beneran nggak keberatan harus bolak-balik membantu mengganti popok dan baju dede. Ditambah lagi di rumah dari zaman Daffa lahir emang nggak pake popok dispo alias pakai popok tali saat baru lahir dan lanjut celana saja.

Pilihan ini memang sempat menaikkan alis beberapa tamu saat datang menjenguk saya dan dede. “Ngapain sih kamu pake popok tali gitu? Bukannya pake popok (dispo maksudnya) aja.” Tanya beberapa orang heran. Terutama ketika bulan januari musim hujan dan dede harus bolak-balik ganti karena ngompol sementara jemuran yang segambreng itu belum kering dikipasin angin di ruang tamu. Dede pun sempat saya bedong pake sarung Abang karena kehabisan popok dan kain. :)).

Waktu itu clodi belum saya pakaikan karena kayanya masih sayang kalo cuma pake di rumah haha.

Clodi pertama pun dipakai dede saat bepergian. Yaitu saat kontrol ke dokter. Di sana ia sempat pup sedikit dan saya (juga ibu) deg-degan juga ngegantinya hihi. Masih canggung dan kikuk menggantinya.

Lalu segera setelah itu saya kembali mencicil clodi hingga jumlahnya semakin bertambah. Jadi kalo dipake terus kotor nggak perlu khawatir karena stok masih banyak.

Dan inilah review clodi yang digunakan selama 1 tahun pertama dede. Clodi-clodi ini digunakan setiap pagi hingga sore hari secara bergantian. Sementara untuk jam 9 malam ke atas kami tidak menggunakan clodi maupun popok dispo sehingga memang bergantian bangun. Kadang saya cuma tepok-tepok Aba sambil bilang, “Dede pup.” Trus saya tidur lagi dan Aba yang mengurus hihi.

Tulisan ini bersifat review dan pengalaman pribadi menggunakan berbagai merk clodi serta tidak disponsori pihak manapun ya.

Clodi untuk newborn: 

1. Lil gg: clodi memiliki velcro di pinggang. Bagian luar berbahan PUL. Tipenya clodi cover alias kalau hanya bagian innernya yang kotor tinggal diganti saja dan covernya tetap sama. Tapi dengan catatan kalau sudah kotor covernya diganti juga ya bu ibu. Ada leg gusset untuk mencegah bocor samping.

2. Cluebebe: sama kaya lil gg, pakai velcro juga. Dan sama tipe cover dan bagian luar berbahan PUL.

Kedua jenis clodi ini lumayan awet digunakan. Pernah bocor sekali tapi saya nggak ngerti kenapa padahal nggak miring.

Meskipun kedua clodi ini tipe cover alias kalo belum kotor cukup bagian innernya aja yang diganti, namun karena anak saya termasuk tipe yang pipisnya banyak macam bikin pulau besuar jadi kalo sudah sekian jam harus ganti sama covernya juga. Clodi newborn ini dipakai dari dede masih bayi banget dan berasa longgar banget karena kulitnya masih tipis dan keriput pas baru lahir hehe sampe sekitar usia 6 bulan. Hemat pokoknya!

Clodi untuk after newborn tipe velcro

3. Enphilia

Ini juga bonus dari Daffa dan saya merasa beruntung karena sukaaa beraaat sama si enphilia. Bagian pinggangnya karet tapi lembut banget jadi nggak nyeplak di kulit. Baik pocket maupun insert-nya sama-sama cepat banget keringnya. Jarang bocor juga. Pocket dan innernya berbahan polar fleece, insertnya microfiber.
Sayang pas mau beli dengan merk yang sama lumayan langka di pasaran.

Clodi dengan velcro memang mudah dipakai, tapi tidak cocok kalau nantinya si bayi sudah semakin besar dan mengerti cara menariknya sehingga bisa copot sendiri hihi.

Clodi dengan tipe snap atau kancing

4. Pumpkins

Ini merknya kalo nggak salah ya. Soalnya sebenernya punya Daffa dan nggak pernah dipakai karena kakak saya pakainya popok dispo. Clodi ini tipe kantong atau pocket alias pelapisnya dimasukan ke dalam clodi atau dinamakan insert. Jadi kalau kotor harus ganti semua.

Tapi pumpkins ini jarang banget bocor kalo pipis dipakai dari lahir sampe akhirnya baru mulai bocor pas sekitar umur 9 bulan.

Kekurangannya nggak ada leg gusset-nya jadi waktu masih kegedean kalo pup bisa keluar hehe.

5. Soby minky

Saya jatuh cinta nih sama soby minky. Ini juga tipe tipe pocket. Sesuai namanya tentu bagian luarnya bukan berbahan PUL alias berbahan beludru. Hampir nggak pernah bocor sampai sekitar 9-10 bulanan.

6. Minikiniz

Awalnya suka karena gambar vespanya. Tapi ternyata nggak sebanding heu. Karena kancingnya cuma ada di depan perut dan nggak ada yang di pinggang kiri kanan kaya yang lain jadinya sering melorot dan miring lantas bocor deh. Cuma dipakai sesekali aja kalo darurat.

7. Ecobum

Saya pesan ecobum kancing dengan insert bamboo. Kabarnya insert dengan bahan bamboo ini lebih halus dan cocok untuk anak yang kulitnya lebih sensitif. Tapi insert bamboo lebih lama keringnya.

Karet di bagian kaki pada ecobum ternyata juga lebih cepat melar dibanding yang lain. Tapi apakah karena saya mencucinya terlalu kencang atau tidak kurang tahu juga nih.

8. Nvme

Kelebihan Nvme adalah insertnya lebih lebar dan berbentuk jamur. Termasuk clodi dengan tipe snap atau kancing dan clodi cover alias bisa diganti insertnya saja kalau covernya belum kotor. Dengan insert jenis mushroom soaker yang lebar ini jadi lebih berfungsi mencegah bocor samping.

————————————————

Nah, berikut adalah tips dan saran bagi ibu-ibu yang mau menggunakan clodi untuk sang bayi:

1. Jangan langsung membeli 1 merk sekaligus. Karena bisa saja 1 merk cocok dan yang lainnya tidak. Jadi usahakan beli dulu berbagai merk.

2. Setiap clodi memiliki kekurangan dan kelebihan. Clodi tipe velcro lebih mudah saat dipasangkan tapi hanya cocok untuk bayi newbornhingga ketika bayi sudah lebih besar dan sudah bisa iseng untuk mencopotnya. Ketika sudah mengerti lebih baik beralih ke tipe kancing atau snap.

3. Lakukan prewash clodi 3x cuci-kering beberapa minggu sebelum perkiraan si bayi lahir. Biar dicicil gitu. Please jangan sistem kebut semalam ya.

4. Jangan mencuci clodi dengan pelembut atau pewangi. Juga jangan disetrika.

5. Insert yang lebih cepat kering adalah microfiber. Tapi katanya yang cocok untuk kulit sensitif adalah insert bamboo. Hanya sajaa bamboo keringnya lamaaa. Kalo abis dijemur juga keriting-keriting gitu pinggirnya.

6. Kalo habis kena pup usahakan langsung dibersihkan. Lalu kalau sudah dicuci tapi masih bernoda, jangan khawatir. Dijemur di bawah sinar matahari juga hilang kok. Ajaib pokoknya!

7. Supaya nggak pesing banget meski sudah dicuci, kalau saya pakai teknik merendam clodi dulu di air biasa semalaman. Maksudnya bukan air sabun gitu. Jadi bau pesingnya bisa berkurang sebelum benar-benar dicuci.

Clodi = Hemat

Intinya clodi itu menghemat pengeluaran banget! Jadi selama setahun pertama kemarin kami ya cuma keluar uang untuk beli clodi saja yang dicuci berulang-ulang. Juga membantu banget untuk meminimalisir sampah. Maka di sini niatnya adalah mau atau tidak menggunakan clodi. Kalau mau pakai clodi ya harus punya niat untuk mau mencuci juga.

Sekarang di 1 tahun 4 bulan ini dede masih menggunakan clodi pull up pants atau clodi tipe celana (reviewnya nanti di tahap 2 ya) tapi sudah bercampur penggunaannya dengan popok dispo karena koleksinya masih sedikit dan dengan A yang sudah berlari ke sana ke mari semakin terbatas waktu saya untuk mencuci secara kilat.

A menggunakan popok dispo gara-gara keterusan pasca mudik ke Jawa Tengah dan sebenarnya saya pusiang sekali mikirin sampah popok tersebut yang sudah kami hasilkan heu.

Pengeluaran rupanya juga boros sekali karena dalam waktu beberapa hari saja tiba-tiba sudah habis lagi. Untuk itu saya harus kembali mengumpulkan semangat istiqomah untuk tetap meminimalisir sampah dan sekalian mengumpulkan niat untuk mencoba toilet training dalam waktu dekat ini karena A sudah bisa komunikasi dua arah.

Doakan saja!

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top