Sunday Sep 08, 2024

Manfaat membacakan buku untuk anak sejak dini

Sewaktu anak pertama saya, A, berusia 1.5 tahun, ia senang sekali membaca buku di tepi jalan. Terkadang kami membaca buku di pos ronda tepi jalan sambil memerhatikan orang lewat yang berjalan kaki berangkat kerja dan juga hilir mudik pengendara motor. Saat itu biasanya ada saja yang berkomentar: “Waaah emangnya udah bisa diajarin baca.”

Pada umumnya masih banyak yang rancu mengenai membacakan buku pada anak sejak dini. Banyak yang masih menganggap membacakan buku pada anak usia dini sama artinya dengan mengajarkan membaca huruf per huruf, kata per kata. Padahal membacakan buku pada anak usia dini tidak berarti mengajarkan membaca. Aktivitasnya disebut read a loud alias membaca nyaring.

Sejak kapan aktivitas read a loud ini bisa dilakukan?

Sejak sedini mungkin. Bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan sang ibu bisa mulai membacakan buku sambil berkomunikasi dengan bayi. 

Ketika sang bayi lahir, ia akan belajar berkomunikasi dengan orangtua dan lingkungan sekitarnya. Nah, ibu bisa kembali membacakan buku untuk bayi dengan pemilihan kalimat dan cerita sederhana. Sekarang tersedia beraneka softbook alias buku yang terbuat dari kain untuk bayi. 

Saat diajak berkomunikasi dan dibacakan cerita, bayi akan merespon dengan pandangan mata dan menggumam (bubbling). Biarkan saja jika ia bermain-main dengan softbook-nya misalnya melempar, menggigit, dan sebagainya. Pastikan saja softbook tersebut bersih.

Nah, semakin seru setelah bayi berusia 6 bulan dan mulai bisa duduk, ia juga akan mulai bisa memegang, memindahkan berbagai barang, dan merespon apa yang kita katakan meski belum bisa berbicara. Dalam fase ini kita bisa memilih buku tebal (boardbook) untuk anak usia dini. Buku berbahan tebal akan lebih kuat dan tahan lama karena anak akan cenderung membanting, melempar, menggigit, ataupun membasahi buku dengan liur mereka. Buku boardbook tentunya juga tidak mudah sobek. 

Kita bisa membacakan buku untuk anak dalam segala kondisi dan kapanpun waktu yang sesuai, tidak hanya menjelang tidur saja. Misalkan setelah sarapan pagi, setelah shalat, maupun sambil bermain di luar. 

Membacakan dengan suara yang nyaring dan penuh semangat, intonasi yang menarik, serta misalnya ditambah dengan pendukung seperti boneka tangan maupun alat peraga lainnya, diharapkan anak akan semakin merasa bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan. 

Jika dilakukan secara rutin, kegiatan membacakan buku untuk anak memiliki sederetan manfaat yaitu: 

  1. Meningkatkan bonding antara orangtua terutama ibu dan anak. Membacakan buku sambil memangku anak, saat bermain, maupun menjelang tidur akan tercipta suasana yang semakin erat antara ibu dan anak. Anak semakin merasa bahwa ibu adalah safe-haven-nya. Sehingga memori yang tercipta adalah kedekatan bersama ibu yang membuatnya nyaman. 

2. Menambah kosakata anak

Setiap harinya anak belajar hal baru, termasuk soal kata-kata. Sambil mendengarkan cerita, anak belajar menyusun kalimat, belajar mengenal kata benda, dan berbagai hal baru untuknya.

3. Meningkatkan kemampuan berbicara anak

Dengan menambah kosakata maka anak akan belajar bagaimana cara bertanya, bagaimana cara menyusun kalimat, dan bagaimana mengenal hubungan sebab akibat.

4. Mengembangkan imajinasi

Imajinasi sangat penting bagi anak usia dini. Dengan mengembangkan imajinasi maka kemampuan otaknya akan semakin berkembang. 

5. Memperlancar motorik anak dengan menggenggam dan memegang buku

Dengan berlatih menggenggam dan memegang buku, motorik anak akan terlatih. Ketika ia sudah bisa berdiri, ia akan semakin berpikir dan berusaha untuk mengambil buku sendiri dari rak.

6. Menumbuhkan kecintaan anak pada buku dan membaca

Jika sudah terbiasa, insyaAllah nantinya anak akan belajar dengan sendirinya bagaimana cara membaca dan menulis tanpa harus kita paksa. Tentunya kesiapan anak satu dan lainnya tidak sama sehingga tidak perlu menggegas sang anak. Karena yang terpenting adalah menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku sehingga manfaat dari membaca bisa didapat sepenuhnya untuk dirinya.

Ketika anak kedua lahir, A pun kerap membacakan buku untuk sang adik. Dan sekarang mereka sudah bisa berlomba-lomba untuk meminta dibacakan oleh saya. Seru sekali melihat mereka tertarik dengan buku.

Yuk, kita mulai bacakan buku untuk anak sejak dini!

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top