Kunjungan ke Bandara Halim Perdana Kusuma bareng Teman Main ID
Pada tanggal 12 Juli 2018, A dan saya berkunjung ke squadron TNI AU yang ada di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Event ini diselenggarakan oleh Teman Main ID. Jumlah peserta yang ikut ada sekitar 39 peserta anak, belum termasuk orangtua pendamping.
Saya awalnya mendaftar bertiga juga dengan Abang namun ternyata pada hari H Abang sakit sehingga batal ikut. Pada kesempatan ini kakak saya dan anaknya juga mendaftar menjadi peserta. Biaya pendaftaran adalah Rp 100.000 per anak, sudah termasuk makan siang, biaya untuk sewa bus di lokasi, dan air minum.
Saat itu kami sedang menginap di rumah Ibu di Depok sehingga kami harus mewanti-wanti macet arus kerja ke Jakarta dan berangkat pagi-pagi. Pada akhirnya kami berangkat dengan taxi online sekitar pukul setengah 7 pagi dari Depok. Waktu kumpul adalah pukul 8 lewat 30 menit dan paling lambat pukul 9 pagi.
Ternyata hari itu arus lalu lintas tidak terlalu macet. Kami tiba di tujuan sekitar pukul setengah 8. Area yang menjadi titik kumpul adalah area food court bernama Green Garden. Jadi kami berbelok ke squadron Angkatan Udara, bukan masuk ke bandaranya. Kami lantas bertemu Mbak Ranti dari Teman Main ID yang kemudian memberikan pin untuk dipasang di baju anak dan sebotol air mineral.
Saat kami tiba baru ada beberapa peserta dan anaknya yang tiba di lokasi. Sambil menunggu, anak-anak berlarian saja di parkiran. Karena riskan ada mobil yang lalu lalang, kami akhirnya menyingkir ke depan sebuah Sekolah Dasar di dekat situ.
A bermain lari-larian sambil sesekali bertanya kapan bus akan datang. Ia sesekali setuju untuk berkenalan dengan anak lain yang juga baru datang, namun di lain kesempatan menolak untuk bersalaman dan langsung kabur. Saat lari-lari, ia sempat terjatuh dan menangis. Syukurlah tangisnya nggak berlangsung lama.
Sekitar pukul 9 lewat akhirnya seluruh peserta sudah kumpul dan bus pun datang. Ada dua buah bus yang disewa, satu buah bus berukuran besar dan satu bus berukuran lebih kecil. Para peserta pun lantas mengantri naik ke dalam bus dengan tertib.
Bus melaju dan tidak lama berhenti untuk menjemput bapak petugas yang nantinya akan menjelaskan informasi yang dibutuhkan. Bus kemudian berjalan lagi dan berhenti di depan sebuah hanggar pesawat. Di tempat tersebut, seluruh peserta turun dan berkumpul untuk mendengarkan arahan.
A terlihat malu-malu berada di antara banyak orang. Ia menggenggam tangan saya erat sekali. Lalu ketika membentuk lingkaran di antara peserta anak dan orangtua, ia mulai mau melepasnya. Ketika dikasi arahan untuk membentuk yel-yel, A pun mau mengikuti dan ikut bersorak gembira.
Saat bapak petugas memberikan informasi, anak-anak banyak berlarian ke sana ke mari. Yaah namanya juga pesertanya bocah usia 3.5 tahun sampai 5 tahun hihi. Awalnya sih baris, lama-lama bubbar. Yang nyimak jadinya para orangtua saja dan anak-anak yang sudah lebih besar lagi. Harap maklum ya, Pak. Saat itu juga A sempat jatuh lagi gara-gara pas lagi jalan nggak sengaja terselengkat kaki anak lain. Jatuh yang kedua ini ia tidak menangis.
Habis itu kami dipersilakan naik ke salah satu pesawat dengan catatan tidak boleh makan dan minum di dalamnya, juga tidak merubah apa-apa yang sudah terdapat di sana.
Peserta pun naik satu per satu dengan hati-hati. Saya lumayan ngeri juga naik tangga cukup tinggi sambil megangin bocah. Perut makin genduts soalnya.
Sampai di dalam pesawat, para peserta berjalan satu per satu sambil melihat-lihat sekeliling. Komentar beberapa anak sama, yaitu, “Kok pesawatnya nggak terbang ya?”.
Beberapa anak duduk sejenak di bangku pesawat dan berfoto. Namun suasana di dalam pesawat sangat panas sehingga beberapa anak hanya melihat sebentar saja dan kemudian berniat turun. Saat turun, peserta juga wajib antri dan tidak berebutan. Dalam hal ini anak-anak diajak bersabar dan belajar mengantri agar suasana tertib.
Setelah itu kami main-main saja di sekitaran pesawat. A dan Mas berlarian dan memerhatikan bagian bawah pesawat beserta baling-balingnya. Sesekali kami memerhatikan dari jauh saat pesawat komersil maupun helikopter sedang dalam proses mendarat.
Kami pun berjalan lagi untuk masuk ke dalam pesawat herkules. Petugas mengingatkan agar kami tidak berjalan di rerumputan agar rumputnya tidak ikut masuk ke dalam lantai pesawat. Himbauan ini sayangnya sesudah kami lewatin rumput-rumput hihi.
Pesawat herkules ini lebih unik karena berbeda dari pesawat biasanya. Kami masuk dari bagian belakangnya yang terbuka dan landai. Di dalamnya juga dapat dijumpai tempat tidur tingkat, hingga meja dan kursi.
Setelah itu kami kembali ke bus dan menuju museum.
Di museum, A awalnya menolak untuk masuk. Ia takut akan apa yang ada di dalamnya. Setelah diyakinkan baik-baik saja, ia akhirnya mau ikut masuk. Di dalam museum, kami menjumpai miniatur pesawat dan berbagai foto penerbangan.
Setelah itu, kami masuk ke ruang teater dan hendak menonton film penerbangan. A lagi-lagi sempat menolak masuk karena suasana ruangan yang gelap. Namun akhirnya ia memutuskan untuk ikut masuk. Syukurlah tidak ada peristiwa seperti waktu di planetarium Cikini di mana antrian dan penantian 2 jam harus direlakan karena A menangis jejeritan menjelang sesi pemutaran dimulai.
A terlihat menyimak video-video dokumenter mengenai akrobatik penerbangan. Sesekali ia bertanya tentang film tersebut namun juga pecah konsentrasi menanyakan hal lain.
Setelah itu kami dibagikan makan siang. Hanya peserta anak yang mendapat jatah makan siang, namun itu juga bocah nggak habis karena porsinya banyak jadi saya dengan suka rela menghabiskan karena lapar.
Selesai semua makan, peserta pun dibagikan sertifikat dan kami foto bersama.
Terima kasih kepada semua tim Teman Main ID, semoga bisa ikut event selanjutnya.