Monday Mar 10, 2025

Naik kereta ke Nambo dan Bogor

Hari itu di sekitar bulan Juni 2018 kami bertiga hendak pergi ke Bogor naik kereta. Saat tiba di peron stasiun, terdengar pengumuman bahwa kereta yang akan tiba adalah kereta jurusan Nambo. Nambo adalah nama daerah di dekat Cibinong, sekian kilometer dari Bogor. Stasiun Nambo baru dibuka dan kereta yang menuju ke stasiun tersebut masih hanya tersedia pada jam-jam tertentu saja.

Aba berkata; “Kita ke Nambo, yuk! Liat di sana ada apa.” ucap Aba tiba-tiba menjelang kereta datang.

“Ya udah, yuk!” jawab saya.

Lalu tiba-tiba kami sudah berada di dalam kereta jurusan Nambo. Tanpa tahu ada apa di Nambo. Nantinya dari sana kami akan balik lagi dengan kereta yang sama untuk transit di stasiun Citayam dan barulah menuju Bogor. Saat kami naik itu sekitar pukul 9 pagi, kereta menuju Depok dan seterusnya tentulah lengang dibandingkan arus menuju Jakarta.

Menjelang stasiun Depok semakin banyak penumpang yang turun sehingga kereta semakin lengang. Dari info yang kami baca secara sekilas beberapa menit yang lalu, kereta akan melewati stasiun yang terbengkalai, melewati sungai, perbukitan, dan area persawahan.

Di stasiun Citayam, penumpang semakin banyak yang turun. Mereka-mereka yang baru naik ke kereta hanya terbilang satu-dua orang dan sudah pasti akan menuju Nambo. Pintu kereta ditutup, lalu mulailah kereta berbelok arah menuju Nambo, memisahkan diri dari rel kereta yang seharusnya menuju Bogor.

Area persawahan yang dijanjikan dalam tulisan yang tadi dibaca ternyata tidak sepenuhnya benar. Kami lebih banyak menjumpai deretan-deretan rumah yang baru dibangun sekian meter jaraknya dari jalur kereta. Meski jarak stasiun cukup jauh namun kereta berjalan tidak terlalu cepat. Ini karena masih banyaknya pintu penyeberangan yang masih digunakan masyarakat dan tidak terjaga.

Kereta lalu melewati stasiun Pondok Rajeg yang terbengkalai. Stasiun tersebut berukuran kecil dan dari jendela kereta yang berlari kami bisa melihat sisi peronnya mulai ditumbuhi rerumputan di sana-sini. Setelah itu pemandangan gunung Gede-Pangrango, juga gunung Salak, mulai muncul nun jauh di sana. Berturut-turut seiring kereta yang melaju, kami juga bisa melihat Ciliwung yang mengalir, bukit kapur yang sedang ditambang, dan pabrik semen.

Lalu sampailah kami di stasiun Nambo.

Rencananya kami akan turun sejenak di stasiun tersebut, untuk sekadar melihat-lihat area sekitar stasiun atau mungkin membeli jajanan. Namun ketika kereta tiba di stasiun, rupanya sudah banyak calon penumpang yang menunggu! Karena khawatir tidak mendapat tempat duduk lagi jika turun dari kereta, kami akhirnya memutuskan untuk tetap di kereta. Benar saja, ketika kereta berhenti penumpang pun langsung menyerbu tempat duduk yang kosong. Lama kereta berhenti hingga berangkat kembali kurang lebih 15 menit.

Tempat duduk yang tadinya kosong, langsung terisi seluruhnya. A sibuk bertanya tentang kereta barang yang terlihat di seberang rel. Kami pun menjelaskan sambil kembali melewati pemandangan yang sama seperti tadi: gunung, sungai, bukit kapur yang dikeruk, stasiun kosong, dan akhirnya Stasiun Citayam tempat kami transit.

Dari situ kami pindah peron untuk menuju Bogor. A sudah sibuk bertanya sejak tadi; “Kapaaaan sih kita ke Bogor?”.

Kami menunggu sejenak hingga akhirnya kereta menuju Bogor tiba. Sayang sekali sesampainya di stasiun saat kami hendak turun, calon penumpang yang di peron sudah berebut naik ke kereta. Padahal penumpang yang hendak turun ke peron masih banyak dan lagipula kereta masih akan lama berangkatnya.

Saat itulah, sepatu A tersenggol penumpang yang hendak naik terburu-buru. Saya tak sempat menangkap hingga akhirnya sepatu sebelah itu terjun bebas melewati celah peron dan kereta, mendarat dengan sukses di saluran air.

Kami akhirnya duduk saja di peron dan menanti kereta berangkat demi mengambil sepatu sebelah. Alhamdulillah A mau bersabar menanti kereta berangkat.

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top