Saturday Oct 05, 2024

Botanist dalam series One Piece

Dalam series One Piece kita dapat menjumpai berbagai profesi dan berbagai tempat yang penuh dengan keunikan, tidak hanya seputar bajak laut yang mencari harta karun semata. Tak terkecuali juga kisah mengenai botanist (ahli tumbuhan) yang sekaligus menjadi bajak laut. Kisah ini muncul di Skypiea arc.

Kisah mengenai Montblanc Noland yang diceritakan dalam bentuk buku cerita dan dongeng “Noland the liar” alias Noland si Pembohong ternyata kejadian sebenarnya adalah 400 tahun sebelum zaman Luffy, Noland dan kru bajak laut lainnya yang berasal dari Blue Sea sedang berlayar dan sempat kehabisan stok pangan. Di tengah pelayaran, Noland selaku kapten mendengar suara lonceng yang sangat indah dari kejauhan. Suara itu membuatnya terpukau hingga kemudian menyandarkan kapalnya ke pulau tempat suara lonceng itu berasal. Belakangan diketahui bahwa Pulau tersebut bernama Jaya. Suku asli pulau tersebut merupakan suku Shandians.

Rupanya di pulau Jaya sedang merebak wabah penyakit yang menyebabkan banyak sekali orang-orang suku asli pulau yang meninggal dunia. Penduduk asli pulau tersebut tidak tahu cara mengobati wabah dan percaya bahwa hal tersebut adalah kutukan. Padahal di dunia luar, penyakit tersebut sudah ditemukan obatnya sejak 60 tahun sebelumnya. Meski awalnya mendapat penolakan luar biasa dan berakibat Noland beserta kru bajak lautnya nyaris mati, namun Noland akhirnya bisa meyakinkan mereka untuk mendapatkan izin mengobati para penduduk yang sakit terkena wabah.

Obat dari wabah tersebut rupanya adalah kulit kayu dari sebuah pohon Cona. Kulit kayu itu akan diekstrak dan didapatlah conine sebagai hasilnya yang bisa digunakan untuk mengobati wabah. Noland selain sebagai bajak laut juga adalah seorang botanist alias ahli tumbuhan.

Menurut dugaan, wabah yang merebak di Pulau Jaya dan ditulis oleh Oda tersebut bisa saja merujuk pada penyakit malaria yang di jaman dahulu juga sempat menjadi wabah. Sementara obat dari penyakit malaria adalah tumbuhan kina atau Chincona.

Chincona termasuk ke dalam famili Rubiaceae dan bisa tumbuh hingga setinggi 15 m. Menurut berbagai sumber, penggunaan kulit pohon ini sebagai obat untuk malaria sudah digunakan sejak awal abad 17. Chincona sendiri merupakan tumbuhan asli Andes, Peru, Amerika Selatan, yang kemudian juga dibudidayakan di negara-negara lain. Chincona mengandung quinine dan alkaloid. Penyebutan quinine ini pun juga mirip dengan conine yang disebut di dalam episode tersebut.

Foto: kulit kayu tumbuhan Chincona.

Sumber gambar: By H. Zell – Own work, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=10672502

Pada akhirnya Noland berhasil menyembuhkan seluruh warga Shandians dan bersahabat baik dengan mereka yang dipimpin oleh seseorang bernama Calgara. Sayangnya, di akhir cerita terjadi miskomunikasi di antara mereka. Menjelang Noland dan seluruh kru angkat sauh, seluruh warga Shandians tiba-tiba menjadi bersikap dingin dan bahkan cenderung mengusir mereka. Ternyata Calgara dan seluruh penduduk pulau marah karena Noland dan kru menebang pohon-pohon di hutan yang dianggap sakral oleh suku Shandians. Mereka menganggap bahwa pada setiap pohon yang disebut white tree itu merupakan tempat tinggal bagi arwah para leluhur suku Shandians. Menebang pohon sakral tersebut merupakan hal yang tidak bisa dimaafkan. Sayangnya, yang tidak diketahui sejak awal oleh warga Shandians adalah Noland dan kru menebang pohon-pohon tersebut karena alasan tertentu yaitu bahwa merebaknya wabah yang sebelumnya menyerang penduduk pulau adalah karena berasal dari racun yang merebak di pepohonan tersebut dan menyebar ke manusia. Sehingga tidak ada pilihan lain kecuali menebangnya.

Kesalahpahaman komunikasi ini pada akhirnya bisa diketahui di detik-detik Noland dan kru akan berangkat. Calgara dan penduduk pulau berjanji akan membunyikan lonceng terus menerus agar Noland dan kawan-kawan bisa kembali ke pulau itu tanpa tersesat.

Kira-kira, white tree yang disebut sakral oleh suku Shandians itu pohon apa ya? Disebutkan dalam episode tersebut bahwa nama pohon tersebut adalah Kindred wood.

Jika kita melakukan pencarian white wood tree maka akan muncul hasil berupa tumbuhan Endospermum myrmecophilum yang memang biasa disebut white wood tree. Pohon ini tumbuh di tempat tropis (Jaya juga adalah tempat tropis seperti pada film). Pohon ini bisa tumbuh hingga 50 meter. Namun sayangnya karena tidak ada petunjuk lain dalam series kecuali penyebutan “white tree” dan “kindred wood”, tidak bisa ditemukan ciri-ciri lain yang pastinya merujuk pada pohon tersebut.

Namun yang jelas seperti yang dikatakan kru Noland saat menyampaikan alasan mereka menebang pohon tersebut, yaitu bahwa seorang botanist tidak akan membahayakan hutan tanpa sebuah alasan untuk kebaikan.

Montblanc Noland merupakan seorang yang gigih mencapai tujuannya namun tidak menjadikannya sebagai bajak laut yang serakah. Sebelum mencapai pulau dan mendapati stok pangan di kapal menipis bahkan koki kapal sampai pingsan, Noland menyelam dan mengalahkan monster laut agar bisa dijadikan bahan makanan untuk kru kapalnya. Meski hampir mati karena bertarung dengan Calgara pun ia tetap gigih menyampaikan bahwa ia akan mengobati penduduk pulau dengan kulit kayu yang ia punya. Sebagai seorang botanist, Noland jeli menjelajah hutan di Pulau Jaya dan meneliti pepohonannya sebelum pergi meninggalkan pulau. Ia terlihat menggunakan sebuah kaca pembesar pada sebuah daun bersama Calgara di belakangnya. Sementara sebagai seorang bajak laut, Noland tidak serakah ketika mendapati bahwa Kota Shandoria milik suku Shandians berisi banyak sekali harta karun berupa emas. Karena merasa bersalah akibat kesalahpahaman menebang pohon sakral, ia menyuruh seluruh kru kapalnya meninggalkan kembali seluruh harta karun berupa emas yang sudah diberikan suku Shandians sebagai ungkapan terima kasih pada hari sebelumnya. Satu yang menjadi kemalangan dalam hidup Noland adalah bahwa ia harus mendapatkan hukuman mati dari cerita yang dianggap sebagai kebohongan ketika mengajak Raja dan pasukannya ke Pulau Jaya yang ternyata separuh pulau beserta kota Shandoria dan suku Shandians sudah menghilang akibat terangkat ke atas hingga Skypiea. Noland bersedia hanya dihukum sendirian tanpa menyeret kru kapalnya. Ia dan Calgara hingga akhir hayatnya pun tidak bisa bertemu kembali.

Selayaknya botanist yang memiliki catatan lapangan, Noland juga memiliki catatan yang sekaligus menjadi catatan perjalanannya sebagai bajak laut yang biasa disebut sebagai log book dan kemudian ditemukan oleh Luffy dan kawan-kawan 400 tahun kemudian. Meski Noland di Blue Sea dikenal sebagai pembohong karena ketidakberuntungan tersebut, tapi Noland tetap menjadi pahlawan bagi suku Shandians karena sudah menyembuhkan mereka dari wabah dan juga menghindarkan mereka dari wabah tak berkesudahan dengan menebang pohon yang menjadi sumber penyakitnya.

A botanist would never harm a forest without any good reason

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top