Menanam mangrove dan bersih sampah di Pulau Untung Jawa bareng Ocean Kita & TKNPSL

Pada hari Jumat menjelang akhir September lalu, aku tiba-tiba dihubungi oleh TKNPSL yang memberi informasi bahwa aku menang giveaway untuk bersama-sama pergi ke Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu untuk menanam mangrove dan membersihkan sampah di area pantai. Awalnya sempat bingung karena meski aku memang di bulan sebelumnya ikut serta dalam lomba giveaway namun saat itu diumumkan di awal perlombaan bahwa keberangkatan adalah pada bulan Agustus. Ternyata tim memberi tahu bahwa acara diundur dan sebenarnya pemenang pertama tidak bisa mengikuti acara tersebut dan aku menjadi cadangan selanjutnya. Wah rezeki yang sangat mendadak! Tentu saja aku mau dan bersedia mengikuti acara tersebut.
Pada tanggal 21 September 2024, hari Sabtu akhirnya aku pun berangkat menuju dermaga Pantai Marina di Ancol. Hadiah giveaway ini mencakup juga tiket masuk Ancol dan transportasi menuju pulau sehingga aku hanya tinggal menanggung tiket naik kereta sampai Jakarta-Kota dan lanjut ojek online untuk masuk ke Ancol. Di Dermaga tersebut, aku bertemu dengan kawan-kawan dari Ocean Kita & TKNPSL (Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut).
Sekitar pukul setengah 9, kami mulai naik ke atas kapal ferry yang sudah bersandar. Ini pertama kalinya bagi aku untuk naik kapal cepat ke Kepulauan Seribu. Terakhir saat menuju Pulau Rambut untuk melakukan pengamatan burung, aku menyeberang dengan kapal kayu dari Pelabuhan Tanjung Pasir di Tangerang pada tahun 2017.
Rupanya kapal ferry yang aku naiki terlihat kecil dari luar namun ketika masuk ke dalam cukup banyak bangku yang tersedia. Mungkin bisa memuat sampai 60 penumpang. Masing-masing sudah disediakan pelampung di bangku dan penumpang bisa langsung memakainya saja selama penyeberangan. Oiya kapal ini menggunakan AC ya, kecuali jika duduk di lantai 2 yang bangkunya lebih terbatas dan langsung akan menghadap laut.
Meski Untung Jawa memang terbilang dekat, namun terasa cepat sekali menyeberang dengan kapal ferry yaitu hanya 30 menit saja. Kapal pun berlabuh dan penumpang dengan tujuan Untung Jawa pun turun. Setelah itu kapal kembali melanjutkan perjalanan menuju pulau-pulau lain.
Seluruh tim yang mengenakan baju seragam warna biru (dengan aku yang tidak sengaja samaan juga warna bajunya), lantas menuju tempat titik kumpul di Pantai Sakura. Di sana sudah tersedia tenda juga dan beberapa orang warga lokal yang akan mengikuti acara. Acara pembukaan diisi dengan sambutan terlebih dulu dari Mbak Jeanette dari tim Ocean Kita dan juga Rizka dari TKNPSL.
Setelah itu seluruh tim, warga lokal, dan aku selaku pemenang giveaway dadakan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menanam mangrove terlebih dulu. Oiya, sambil mengobrol di bawah kerindangan pohon ternyata Pantai Sakura dinamakan seperti itu karena pohon-pohon yang tumbuh menaungi kami adalah salah satu jenis pohon sakura juga (meski sepertinya bukan jenis yang sama persis seperti yang tumbuh di Jepang). Sayangnya hanya 1 pucuk yang berbunga, sehingga kami tidak bisa menyaksikan sakura-sakura mekar di pulau Untung Jawa.
Pantai tempat kami menanam mangrove adalah di pantai Jembatan Pengantin. Di lokasi tersebut, bibit-bibit mangrove dibagikan sementara semua peserta turun ke area pasir yang kedalamannya mencapai lutut. Meski dulu sempat aktif di komunitas yang berfokus di mangrove Jakarta, namun ini lah pertama kalinya aku menanam mangrove di perairan. Air laut dengan pasirnya yang putih itu kemudian menjadi beriak karena ramai-ramai warga lokal dan tim turun untuk menancapkan bibit mangrove dan mengikatkannya ke kayu yang sudah tersedia. Karena bibit mangrove masih cukup banyak tersedia, aku menanam lagi dan lagi hingga bibit mangrove habis.

Setelah itu, masing-masing bergabung dengan kelompok yang sudah dibagi dan menuju spot yang sudah ditentukan untuk mengumpulkan sampah yang berserakan di pantai dan laut dangkal. Dalam sekejap aku berhasil mengumpulkan cukup banyak sampah puntung rokok dan plastik. Karena sudah terlanjur basah, akhirnya aku sekalian mengambil sampah yang mengambang di laut dangkal. Banyak sekali sampah kemasan yang berhasil aku kumpulkan.

Setelah sekian lama akhirnya tim memutuskan untuk berhenti mengumpulkan sampah. Sebenarnya aku masih ingin mengambil sampah yang terjebak di cerukan laut dan memang agak sulit mengambilnya, namun karena waktu sudah habis akhirnya terpaksa berhenti saja.
Tim pun kembali ke titik kumpul dan kami makan pisang goreng yang luar biasa enaknya sambil berbincang-bincang mengenai masalah sampah di pulau.
Menurut cerita warga lokal, masalah sampah sangat mengganggu mereka. Kapal para nelayan bisa mogok karena baling-baling sampahnya terganggu sampah yang menyangkut di kapal dan mereka kesulitan menangkap ikan karena ikan-ikan juga menjadi berkurang karena masalah sampah. Belum lagi masalah sampah yang terbawa ke pulau mengganggu aktivitas turism pulau. Warga lokal rata-rata sudah tahu cara memilah sampah, namun sampah yang mengambang di sepanjang pulau merupakan sampah dari tempat lain yang terbawa ombak hingga ke sana. Pada kesempatan kali itu, aku selaku pemenang giveaway dadakan juga diberi kesempatan untuk berbicara dan memberikan kesan pesan mengenai kegiatan hari itu.
Setelah berdiskusi, seluruh peserta dan warga lokal menyantap makan siang bersama-sama. Aduh, menu makanannya sungguh luar biasa nikmat. Setelah itu kami melakukan foto bersama.
Aku mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Ocean Kita dan TKNPSL yang sudah memberikan kesempatan giveaway ini. Semoga semakin banyak yang perduli untuk mengurangi sampah terutama sampah plastik dan kemasan ya agar laut semakin bersih.
