Monday Dec 09, 2024

Mencicipi udon di Marugame Bintaro X-Change Mall

Pertengahan bulan Juli lalu, adik Abang yang menempuh kuliah di Belanda pulang saat liburan. Ia pun mengajak kami makan di restoran makanan Jepang bernama Marugame Udon and Tempura di Mall Bintaro X-Change.

Untuk menempuh ke sana kami naik kereta transit Tanah Abang lalu naik kereta lagi dan turun di stasiun Jurang Mangu. Dari situ cukup jalan kaki dan sampailah di Mall BXC atau Bintaro X-Change.

Kami langsung menuju Marugame. Karena saya dan Aba belum pernah jadinya kami agak norak gitu hihi.

Sambil mengantri untuk memesan menu, kita bisa melihat proses pembuatan udon yang unik dan seru itu. Oiya, resto ini sudah mendapat sertifikat halal dari MUI ya.

Lia, adik Aba pun memesan menu. Kami mah tinggal ngikut aja. Ia memesan kamaage udon familyKamaage udon ini juga tersedia dalam versi reguler, namun sekalian saja kami pesan porsi family yang untuk 4 orang.

Selain itu kami juga pesan menu lain, yang saya bilang macam gorengan gitu hihi.

Sambil menunggu kami pun menempati kursi yang sudah tersedia. Beberapa menit berlalu dan akhirnya saya ngakak lihat penyajian baskom udonnya. Gede bingits! Sendoknya macam sisir gitu hihi. Norak beuts deh saya.

Jadi udon ini disajikan dengan jahe parut, wijen alias sesame seed, dan kecap asin bernama saus bukake dashi.

Cara makannya yaitu campurkan jahe parut dan wijen terlebih dulu ke mangkok bukake dashi, aduk sebentar, barulah kita serok ambil udon di baskom secukupnya. Jadi makannya tuh sedikit demi sedikit. Karena mangkoknya pan kecil. Yang bikin susah adalah kemampuan menggunakan sumpit saya nggak ada kemajuan hingga saya akhirnya minta sendok. Nah, agak susah deh makan udon pake sendok ala sendok bebek di mangkok kecil. Kalo mau ke Jepang beneran deh ini harus latian pake sumpit.

Jangan bayangkan rasa udon itu kaya mie yang gurih ya. Tentu saja rasanya plain alias hambar. Yang bikin lezat ya campuran-campuran tadi.

Saya termasuk orang yang sulit mencoba rasa baru. Tapi setelah mencicipi udon ini saya jadi tertarik untuk mencoba masakan lain yang baru buat saya.

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top