Wednesday Jul 24, 2024

Menghadiri UNJ Fashion Event 2018

Hari Senin lalu, 14 Mei 2018 saya menghadiri UNJ Fashion Event dengan undangan dari sang sepupu yang menjadi salah satu peserta pagelaran. Event ini adalah salah 1 mata kuliah pagelaran dari program studi mereka.

Kami dari keluarga besar tahu benar bagaimana sang sepupu ini begadang setiap malam untuk mencari ide, menjahit, dan memastikan fiksasi pakaian yang ia buat. Tentunya bukan hal yang mudah karena ia juga sambil menempuh PKL di sebuah butik. Dengan jarak tempuh kampus-rumah-tempat PKL tentunya membutuhkan energi yang luar biasa.

Menjelang hari H pagelaran, ternyata menurut sang sepupu, tiket pagelaran yang dijual sudah habis tak bersisa. Saya yang awalnya ingin menonton pun membatalkan rencana tersebut. Yang tersisa tentunya hanya tiket untuk orangtua/wali mahasiswi.

Namun, H-1 sepupu menghubungi saya dan berkata kalau jika ingin datang maka sudah tersedia tiket untuk saya. Saya pun berniat datang karena pada hari H, Aba tidak kuliah sehingga bisa bersama A selagi saya pergi.

Pada hari H, saya pun berangkat dengan kereta hingga Manggarai dan menyambung naik ojek online. Sementara A dan Abang pergi ke kantornya sejenak untuk mengambil surat. Selepas pukul 12 siang saya pun tiba di Gedung Pasca Sarjana UNJ, Rawamangun. Karena masih ada waktu maka saya makan rujak buah dan shalat dulu. Tanpa sengaja bertemu sang sepupu di lift. Setelah itu bertemu juga dengan tante saya yang juga hendak menonton pagelaran busana sang sepupu.

Pukul 1 lewat akhirnya kami masuk ke dalam ruangan, sementara Mamah dari sepupu saya justru belum sampai. Saat menyerahkan tiket itulah saya baru tahu bahwa tiket yang saya miliki ternyata tiket VIP. Kami pun duduk di barisan nomor dua dari depan. Saya sudah siap tukeran bangku kalo si Mamahnya tiba-tiba datang. Jadi rupanya karena si Mamah sempat memutuskan untuk tidak datang maka tiket VIP tersebut diberikan ke saya, dan ketika si Mamah sudah fix akan datang maka sepupu membelikan tiket yang dijual bebas namun tidak dalam bentuk VIP.

Oh ya, tema dari fashion show ini adalah eksotik Indonesia, endemik Indonesia. Para peserta dibagi menjadi lima kelompok. Lima kelompok tersebut menampilkan pulau-pulau paling besar di Indonesia. Dan para peserta diharuskan mengambil ide dari hewan-hewan endemik yang ada Indonesia sebagai inspirasi, sesuai dengan kelompok yang sudah dibagikan.

Sayangnya hingga acara mulai, tante saya itu belum juga sampai. Ternyata jalanan macet sekali hingga saya akhirnya tetap di tempat dan justru berkesempatan mengabadikan momen. Semakin senang ketika barisan depan yang seharusnya ditempati para petinggi universitas tidak datang karena mungkin sibuk dan berhalangan sehingga barisan kedua diwajibkan maju. Yes, paling depan dan paling pojok!

Acara dimulai dengan hiburan terlebih dulu yaitu band dan tarian.

Kemudian model yang menggunakan rancangan dari kelompok 1 yang bertema endemik Sumatera pun mulai menampilkan busana secara berbarengan. Setelah itu para model keluar lagi satu persatu, setelahnya keluar lagi bersama sang desainer. Oh ya, setiap perancang membuat tiga buah desain pakaian, namun yang ditampilkan di atas panggung hanya dua.

So far, keseluruhan ide tidak bisa dibilang biasa meski mereka masih mahasiswa dan belum menjadi desainer kawakan. Namun ide-ide yang diwujudkan sudah terlihat nyata dan hasilnya tidaklah mengecewakan.

Ketika tiba saatnya kelompok 5, kelompok di mana sang sepupu berada, saya pun bersiap-siap mengabadikan. Kelompok 5 mengambil tema endemik dari Papua. Sang sepupu pun merancang pakaiannya dari inspirasi burung cenderawasih mati kawat. Perpaduan warna ungu kuning mewarnai ketiga rancangannya.

Good luck for every step you take ahead! Luv every details!

Saya nggak keburu beli buket bunga hari itu, syukurlah ada temannya yang setidaknya memberikan buket buatan sendiri untuk sepupu saya. Setidaknya ada hadiah hari itu untuknya. Selesai acara kami menantinya di depan panggung, saat datang ia pun sudah berurai air mata bersama sang mamah karena campur aduk perasaan selama berbulan-bulan ini menyiapkan ide, menjahitnya, berkontribusi di acara, dan semua dilakukan sambil juga bolak-balik ke tempat PKL dan kampus yang notabene jaraknya sungguh jauh dari rumah. Entah berapa malam yang ia habiskan dengan tidak tidur untuk menjahit.

Semoga Allah selalu memberi keberkahan dalam setiap langkahmu ya!

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top