Friday Jul 26, 2024

Ke Yogya naik kereta Fajar Utama Solo

Ini pertama kalinya saya akan naik kereta sendiri ke luar kota. Saya membeli tiket secara mendadak sehingga pada saat itu tersisa beberapa tiket kereta saja. Sempat saya membuka berbagai aplikasi pembelian tiket untuk melihat tiket kereta menuju Jogja yang tersedia. Saat itu sempat tertangkap mata saya masih tersedia tiket kereta seharga Rp 70.000. Namun selang beberapa jam kemudian sudah habiiis.

Pada akhirnya saya membeli lewat aplikasi Tiket.com, keberangkatan Pasar Senen-Jogja yaitu kereta Fajar Utama Solo seharga Rp 245.000. Jadwal keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen adalah pukul 05.55 dan tiba di Stasiun Tugu adalah pukul 13.30.

Saat memesan tiket melalui aplikasi, saya memilih bangku nomor 11D yang berada di sisi jendela. Pada saat itu saya tidak mengerti ada bangku yang menghadap depan seiring dengan laju kereta dan ada juga yang berlawanan dengan laju kereta alias jalannya mundur.

DI hari H, saya berangkat dari rumah selesap subuh. Niatnya mau berangkat pukul 04.00 dan shalat di stasiun namun ternyata ada miskomunikasi dengan supir taxi sehingga pukul 04.30 saya baru berangkat. Meski awalnya sedikit kesal namun kemudian hikmahnya adalah Alhamdulillah masih sempat shalat subuh di rumah dan nggak usah ribet lagi dengan segala printilan tas saat shalat di mushola stasiun.

Pukul 5 lewat saya sudah tiba di lokasi. Karena sudah lama tidak pernah naik kereta ke luar kota lagi, saya baru tahu berbagai perubahan yang ada di stasiun di antaranya yaitu tidak boleh semua penumpang masuk ke dalam peron tetapi hanya penumpang yang jadwal keretanya sudah tiba saja. Peraturan ini bagus sekali karena tidak terjadi penumpukan penumpang di wilayah peron.

Ketika sampai saya mencetak tiket terlebih dulu di mesin cetak. Karena belum pernah, awalnya saya sempat bingung bagaimana cara mencetaknya. Ternyata tinggal ketik kode yang ada pada e-ticket ke dalam mesin lalu tekan “enter”. Nantinya akan muncul nama penumpang pada layar. Nah, kalau sudah benar klik “cetak” dan tiket pun sudah tercetak.

Oh iya, jangan lupa siapkan KTP sebelum melewati petugas pemeriksaan tiket. Saya sempat lupa mengeluarkan KTP lebih dulu sehingga sempat menghambat antrian karena buka dompet dulu. Ya maafkan aku nggak ingat T_T.

Saat masuk ke peron saya pun celingukan nyari gerbongnya. Akhirnya dikasi tahu petugas kebersihan dan naiklah saya ke dalam kereta. Yeay!

Saya duduk di bangku 11D dan cukup was-was apakah nantinya saya akan menghadap depan atau mundur ya? Tapi syukurlah ketika kereta sudah mulai melaju ternyata bangku yang saya pilih menghadap ke depan.

Saya menoleh ke kiri dan kanan. Tidak ada penumpang lain di depan dan kiri saya. Kecuali ibu yang duduknya selang satu bangku di depan saya dan juga sepertinya 1 kelompok yang terdiri dari 4 orang yang berada di ujung gerbong. Saya baru ingat bahwa perjalanan tengah minggu seperti saya ini dan bukan di musim liburan pastilah tak banyak penumpang. Saya mengucap doa selepas kereta meninggalkan Jakarta. Semoga perjalanan kali ini pun membawa manfaat.

Selepas kereta berangkat sekitar pukul 6 saya pun tertidur pulas karena mengantuk sekali. Sekitar pukul setengah 8 saya terbangun dan tak lama kemudian pramuwisata berkeliling menawarkan sarapan pagi. Menu favorit di kereta adalah nasi goreng. Duh, akhirnya bisa makan nasi goreng kereta lagi!

Kereta terus melaju dan berkali-kali saya tertidur. Setidaknya bangku yang saya duduki cukup nyaman dan nggak bikin pegal. Bersyukur juga di depan saya nggak ada orang jadi saya bisa sesekali meluruskan kaki. Di luar cuaca cerah dan saya yang selalu terpukau dengan perjalanan naik kereta semakin bertambah senang memandangi langit biru cerah dengan hamparan sawah dan ladang di bawahnya. Beberapa kali kereta berbelok dan saya bisa melihat kepala kereta di depan sana.

Laju kereta yang cepat, melewati berbagai perlintasan tempat mobil dan motor berhenti, petani yang sedang membajak sawah, membuat saya tersadar ini adalah perjalanan pertama kalinya sendirian terjauh bagi saya.

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top