Monday Apr 29, 2024

Pengamatan burung di kebun binatang Ragunan

Jakarta Bird Walk (JBW) merupakan sebuah kegiatan pengamatan burung (birdwatching) yang dilaksanakan bersama-sama setiap satu bulan sekali di berbagai lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Jakarta. Pada bulan Agustus 2023, pengamatan dilakukan di kebun binatang Ragunan, Jakarta Selatan.

Iyes, nggak salah denger kok. Pengamatan burung liar di kebun binatang!

Ternyata ada beraneka burung liar yang juga bisa kita lihat di dalam kebun binatang Ragunan. Mereka hidup liar di luar kandang dan memang habitatnya di sana karena di dalam kebun binatang juga terdapat pohon-pohon tinggi yang menjadi tempat bersarang maupun mencari makan.

Pagi itu saya berangkat secara dadakan karena tidak ingat sama sekali dengan jadwal JBW. Bhisma tiba-tiba mengirim wa sekitar pukul setengah enam pagi dan bertanya mengenai JBW. Saya pun langsung baru ingat haha. Akhirnya buru-buru berangkat. Hari itu kebetulan anak-anak sedang menginap sehingga tidak ikut saya pengamatan.

Saat saya sampai, rupanya rombongan sudah bergerak. Saat itu yang terdengar (di antara suara burung-burung di kandang) adalah suara burung takur ungkut-ungkut dan burung betet-biasa. Kami melanjutkan lagi ke area kandang burung besar yang terisi berbagai jenis burung elang dan burung hantu. Di situ teramati burung gelatik Jawa yang asyik keluar-masuk kandang berisi burung-burung yang ukurannya jauh lebih besar darinya. Burung gelatik Jawa itu terlihat mencari makan di permukaan tanah di dalam kandang ataupun mengambil minum dan lalu keluar lagi lewat sela-sela jeruji kandang.

Dari situ kami berjalan lagi hingga kandang buaya. Sudah sejak lama selalu ada burung raja-udang meninting di area kandang buaya. Benar saja, tidak lama terdengar suaranya. Lalu sosoknya pun terlihat di seberang danau, cukup jauh dan tersembunyi dari kami. Sambil beristirahat dan berdiskusi singkat, kami juga sambil menunggu dan berharap meninting tersebut akan pindah lagi ke tempat yang lebih dekat dengan kami.

Tiba-tiba salah seorang kawan menunjuk pada dahan pohon tinggi. Waah rupanya ada jalak Bali! Namun, diperkirakan jalak Bali itu merupakan burung yang lepas dari kandang dan akhirnya selalu berkeliaran di sana. Tak berapa lama, benarlah meninting datang sendiri ke posisi yang dekat sekali dengan kami. Langsung lah diserbu kamera. Dan mungkin karena ia sudah terbiasa dengan kamera dan orang banyak jadi tidak berusaha kabur, malah bergaya difoto banyak orang haha. Baru berjalan sekitar beberapa langkah kami melihat dua hingga tiga ekor kakatua jambul kuning yang asyik bertengger dan kemudian memakan buah rambutan. Mereka memakan buah tersebut hingga kulit buahnya berjatuhan di dekat kami yang ada tepat di bawahnya. Di lokasi ini saya reunian sama Mas Dedi yang dulu satu komunitas di hutan mangrove. Ya ampun, lama banget sudah ya waktu berjalan. Kami nggak ketemu setelah 10 tahun lamanya hahaha.

Melangkah sekian meter lagi dan menjumpai kembali gelatik jawa di kandang unta. Lalu pengamatan pun diakhiri dengan sesi diskusi dan foto bersama. Banyak juga peserta yang hadir hari itu.

Setelah selesai, peserta pun bubar. Sementara beberapa kawan lainnya memutuskan untuk melanjutkan pengamatan karena kabarnya ada yang menjumpai pelatuk besi di area belakang dekat kandang zebra. Waduh, pelatuk besi gagal saya jumpai saat di Jatimulyo lalu. Akhirnya saya pun memutuskan ikut pencarian pelatuk besi.

Kami terus berjalan di tempat yang saya nggak tahu itu di mana haha, seumur-umur nggak pernah melewati jalan itu kalau ke Ragunan. Akhirnya setelah melewati pohon yang ke sekian, Mas Dedi bisik-bisik sama yang lain sambil nunjuk-nunjuk ke pohon. WAAAAA benar aja, ada pelatuk besi!!

Langsung dah jeprat-jepret, jeprat-jepret sampe puas sebelum dia terbang lagi.

Dan tibalah kami di kandang zebra. Di situ bertemu sama petugas zoo keeper. Ia bertanya mengenai kegiatan kami dan akhirnya malah ngasi tahu lokasi punai gading yang sedang bertelur. Awalnya saya pikir pohon yang ditunjuk itu pohon yang tinggi, ternyata yang dijadikan tempat bersarang adalah pohon kupu-kupu di depan saya yang tidak terlalu tinggi. Dan memang tersembunyi sekali tempatnya.

Ffiuuh.. puas sekali pengamatan hari itu. Saya bisa ketemu raja-udang dari dekat dan juga bertemu pertama kalinya dengan pelatuk besi. Meski pinggang saya rasanya encok ya muterin Ragunan tapi worth it!

Oiya, ada seorang kawan yang bertanya kenapa raja-udang bisa ada terus-terusan di area kandang buaya? Lalu saya jawab: “Betah kayaknya digombalin.”

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top