Thursday Jul 25, 2024

Singgah ke Curug Bayan di Purwokerto

Di rumah sanak famili di Purwokerto, kami bertanya mengenai tempat wisata di Purwokerto selain Baturaden. Sepupu waktu itu menjawab mengenai dua curug yang ada di sana, salah satunya yaitu Curug Bayan.

Curug Bayan berada di Dusun Kalipugu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Jarak dari Purwokerto adalah sekitar 3.6 km. Kondisi lalu lintas yang tidak macet membuat kami sangat senang. Maklum ya kami terbiasa melihat Jakarta dengan segala keriweuhannya.

Berpanduan pada peta di ponsel, kami berbelok ke sebuah lokasi parkir yang ternyata parkir tersebut hanya diperbolehkan untuk pengunjung restoran di dekat Curug Bayan. Kami bertanya pada petugas mengenai lokasi parkir untuk wisata dan masuklah kami ke sebuah jalan yang sangat sempit dilalui mobil. Saat baru berbelok memang kami melihat sebuah parkiran namun sekilas melihat hanya untuk motor saja sehingga kami pun gas pol ke atas karena kondisi jalannya yang menanjak.

Mobil kami terus menanjak ke atas dan jalanan semakin sempit saja. Jalur di kiri kami dipenuhi dengan tumbuhan paku-pakuan dan pepohonan besar. Sementara di kanan kami juga pepohonan dan juga jurang. Kami di dalam mobil was-was bagaimana jika nantinya berpapasan dengan mobil lain?

Semakin ke atas tidak ada tanda-tanda area curug yang dimaksud. Memang di atas terdapat curug satu lagi yang diceritakan sepupu namun jalan menuju ke sana cukup curam untuk orangtua dan anak-anak sehingga rekomendasinya memang Curug Bayan saja. Setelah bermenit-menit mobil melaju, kami akhirnya bertemu dengan seseorang yang menaiki sepeda motor dan ia memberitahu kalau Curug Bayan lokasinya di bawah. Oalaaah ternyata di lokasi yang tadi titik awal kami sempat bertanya juga pada seorang bapak di warung dan ia menjawab bahwa parkirannya di atas. Padahal di depan warung itulah mobil kami seharusnya parkir. Haduh haduh, malah jadi muter-muter.

Akhirnya kami bersusah payah mencari spot yang cukup besar untuk mobil bisa putar balik. Syukurlah saat itu tak ada mobil lain yang berpapasan.

Setelah kembali ke titik awal bapak yang tadi kami tanya sudah tidak ada. Si bapak harusnya tanggung jawab udah bikin kami bingung hahaha. Yo wes, dari mobil parkir barulah kami jalan kaki ke pintu masuk yang terdapat area parkir khusus untuk motor. Di situ kami membayar tiket masuk seharga 7.000 per orang. Melewati loket kami menjumpai warung-warung makan dan juga pos penjaga. Untuk bisa sampai ke curug kami harus turun melewati anak tangga terlebih dulu. Saat itulah seorang petugas menghampiri kami.

Petugas memperingatkan kalau debit air di atas lumayan tinggi sehingga semua pengunjung dilarang untuk masuk ke air apalagi sampai ke tengah-tengah aliran air dikarenakan waspada banjir bandang dari atas. Walah… ternyata kami tidak beruntung saat itu. Tapi si bapak memberi tahu kalau memang mau main air boleh di pinggir saja tapi tidak boleh melewati batas bebatuan. Ya udah yang penting anak-anak bisa main air meski cuma cuci-cuci kaki saja.

Sambil mengawasi anak-anak main air, kami memesan tempe mendoan dan pisang goreng, juga teh manis panas. Saat menyuap tempe mendoan dan lanjut pisang goreng itu, waduh rasanya enak banget. Kayaknya ini pisang goreng paling enak yang pernah saya makan huaaa… Terlepas dari cuaca dan lokasi air terjun yang mendukung, tapi beneran pisang goreng dan tempe mendoannya sungguh juara!

Kami bahkan sampai nambah berpiring-piring karena nyaris kami selalu berebutan. Sementara ayah dan ibu saya duduk di bawah pohon sambil makan gorengan, anak-anak asyik membuat bendungan dengan batu-batu. Saat itu ada dua pengunjung lain yang juga sama diperingatkan oleh petugas jaga. Salut dengan petugas yang sigap memperingatkan setiap pengunjung. Ketika dilihatnya dua orang tersebut mulai berjalan ke tengah langsung petugas dengan peluitnya kembali memperingatkan.

Setelah sudah sekian lama akhirnya anak-anak menyudahi main airnya. Kami pun berganti baju di toilet bersih yang tersedia. Saat itulah datang rombongan pengunjung lain yang ternyataaaaaa sudah bisa sampai ke tengah huaaaa. Petugas berkata bahwa debit air sudah mulai menurun. Eh ya ampun haha benar-benar belum takdirnya kami main sampai tengah ya. Ya sudah semoga kapan-kapan bisa balik lagi.

Kami pun meninggalkan curug bayan dan bergerak menuju Baturaden.

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top