Thursday Jul 25, 2024

Tujuh peralatan yang tak boleh dilupakan saat kemping

Beberapa tahun lalu kemping mungkin hanya dilakukan oleh segelintir orang yang memang menyukai alam bebas. Namun saat ini dengan semakin maraknya tren kegiatan outdoor seperti mendaki gunung, berkemah alias kemping akhir-akhir ini semakin jamak dilakukan oleh banyak orang, tidak hanya bagi mereka yang memang menyukai kegiatan alam bebas, namun juga orang-orang yang sebelumnya belum pernah merasakan bermalam di tenda. 

Berasal dari kata “camp”, salah satu pengertian Camping menurut kamus Merriam Webster adalah:

2. : to live temporarily in a camp or outdoors —often used with out 

Sementara jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, camping berarti berkemah alias menghabiskan malam di dalam kemah (tenda). Namun kemudian banyak yang menggantinya menjadi istilah “kemping”.

Kemping seolah menjadi kebutuhan penting bagi para pekerja yang bosan dengan rutinitasnya di kota, menjadi keharusan bagi mereka yang haus memenuhi media sosialnya dengan foto-foto ciamik ala pegunungan. Bagaimanapun banyak yang menjadi ketagihan untuk kemping lagi dan lagi.

Meski tentu ada juga yang kapok dan ogah diajak kemping lagi. Mungkin alasannya adalah karena mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan saat kemping ataupun karena peralatan yang dibawa tidak lengkap sehingga membuat kegiatan berkemah tersebut tidak berjalan dengan lancar. Kegiatan kemping juga saat ini sudah jauh lebih dimudahkan dibandingkan saat sebelumnya. Tren teknologi yang memungkinkan bawaan yang dibawa menjadi super ringan (ultra light), hadirnya glamping (glamour camping), hingga deretan peralatan kemping yang tidak hanya berfungsi maksimal namun juga menarik dari segi estetika.

Namun, apakah dengan begitu kita bisa dengan seenaknya meremehkan kegiatan kemping?

Tentu saja tidak.

Di awal perjalanan, kita harus menentukan hendak berkemah dengan cara apa dan bagaimana? Sehingga selanjutnya mengetahui secara pasti ap-apa saja yang harus dibawa.

Belum lama ini saat Abang mendaki gunung Merbabu, ia dan kelompoknya masih saja menjumpai dua orang pendaki yang nggak bawa perbekalan cukup dan nggak bawa peralatan masak! Onde mandeh. Makanan nggak cukup, kompor nggak bawa. KEBANGETAN! Akhirnya mereka dipinjemin sama dikasi makanan. Hiiih… Bukannya nggak mau berbagi, tapi kalo sengaja ngegampangin nggak bawa bekal gitu nantinya mau makan apa di gunung?! Heran deh…

Nah, apa yang mau saya share berikut ini adalah untuk pemula banget, jadi lebih cocok untuk yang mau sekadar kemping ceria alias bukan mendaki hingga puncak gunung.

Apa saja sih peralatan yang harus kita bawa untuk kemping? (tulisan ini tidak mengandung sponsored post).

1. Tenda

Esensi dari kemping itu pan tidur di tenda ya. Jadi jangan lupa bawa tenda kalau memang mau kemping di tempat yang tidak menyediakan tenda. Meski di luar negeri sono ada juga yang benar-benar sleep under the stars alias pakai sleeping bag saja, nggak pakai tenda, namun di negeri tropis macam kita ini biasanya ya kalo kemping tetap bawa tenda.

Tentukan berapa orang dalam kelompok perjalananmu yang akan berbagi dalam 1 tenda? Apakah kemping bersama anak maupun bayi? Ini semua menentukan jenis tenda mana yang harus kamu bawa. Apakah tenda untuk 2 orang, 4 orang, dan seterusnya. Jika bepergian bersama teman, bagi tugas juga di awal mengenai siapa yang akan membawa tenda.

Sekarang pun banyak wisata glamping alias glamour camping di mana si operator wisata udah nyediain tenda yang empuk beserta bantal dan selimut. Ada juga bumi perkemahan yang menyewakan tenda 2-3 orang macam tenda dome sehingga kamu tidak perlu berat-berat membawa tenda. Karena itu, ketahui lebih dulu di awal waktu, jenis kemping mana yang akan kamu jalani.

2. Sleeping bag

Udara dingin saat kemping mewajibkan kita membawa sleeping bag. Mulai dari yang bahannya tipis hingga tebal. Sekarang harga sleeping bag terbilang murah dan banyak variasinya. Ada juga yang ringan sehingga lebih mudah dibawa. Pastikan saja kamu tahu cara melipat dan menggulungnya.

3. Matras

Matras yang digulung ini bisa berfungsi dan digunakan di dalam tenda saat kita tidur. Jadi sebelum menggelar sleeping bag, alas tenda dilapisin matras dulu supaya embun nggak tembus ke dalam dan nggak dingin-dingin amat saat malam hari. Kalau siang, matras bisa digunakan untuk duduk-duduk saat memasak.

4. Kompor.

Di awal perjalanan tentunya kamu harus mengetahui apakah nantinya akan memasak makanan sendiri atau menggunakan operator wisata yang menyediakan semua makanan atau di lokasi kemping banyak warung? Kalau semua harus dilakukan mandiri tentunya harus bawa kompor dan bahan masakan sendiri. Jangan cuma bawa roti sebiji doank!

Sekarang sudah banyak peralatan memasak yang ringan alias lightweight dan mudah untuk digunakan. Biasanya yang dibawa adalah jenis methylated spirit (denatured alcohol) stove. Salah satunya bernama trangia. Sesuai namanya, kompor ini dinyalakan dengan spiritus dan alkohol.

Padahal sebenernya trangia tuh nama merk ya, tapi jadi disebut di mana-mana sampe saya kira trangia tuh nama jenis kompornya.

Trangia jenis ini tersedia yang versi komplit dan ada juga yang sederhana. Kalo yang komplit terdiri dari ceret kecil, langseng untuk memasak nasi, panci, wajan untuk menggoreng, hingga talenan.

5. Wadah makanan yang bisa dilipat

Sebisa mungkin mengurangi sampah plastik terutama kemasan-kemasan saat kemping. Salah satu wadah makanan sejuta umat yang saya suka ya Tupperware. Terutama yang bisa dilipat macam ini. Jadi kalau sudah kosong saat pulang bisa lebih menghemat tempat.

Satu merk lagi yaitu piring lipat ala Orikaso. Sayang sekali orikaso ini tidak lagi mengeluarkan produk. Padahal buat saya, produk ini sangat hemat tempat dan nggak susah dicuci. Mungkin kurang laku karena banyak yang nggak mau ngelipet-lipet dulu hehe. Emang kaya main origami sih, agak bingung di awalnya. Tapi seru buat saya.

Sebenernya ngelipetnya nggak susah banget kalo lama-lama pasti hafal. Terdiri dari mangkok, piring, dan ada juga yang bentuknya kaya teko gitu jadi bisa buat wadah air dan nggak bocor. Sesudah selesai bisa dicuci langsung atau cukup dilap dulu.

6. Sendok garpu

Masih tentang mengurangi sampah plastik. Semoga semakin banyak orang yang tidak berpikir, “Ah, pake aja yang sekali pake buang. Daripada nyuci-nyuci. Biar gampang.”

No, no.

Itu berarti kita turut menambah permasalahan sampah yang sudah menumpuk. Bahkan untuk hal kecil macam sendok dan garpu plastik.

Spork alias spoon-fork alias sendok yang juga sekaligus garpu ini dikeluarkan oleh Light My Fire asal Swedia. Ada yang menjual satuan, ada juga 2 buah sekaligus dan disertai tempatnya.

7. Sedotan

In case you bring your baby or toddler camping, and they can’t sip right through the glass. Sedotan stainless udah paling enak buat dibawa buat gantiin sedotan plastik. Mau yang lebih ramah lingkungan? Pakai sedotan bambu dan sedotan purun.

8. Flysheet

Fungsinya buat mencegah tampyas air ke tenda. Jadi air nggak langsung nyiprat ke depan tenda. Buat pemula, masang flysheet lumayan susah. Saya aja nggak bisa haha. Kalo siang juga sekalian buat meneduhkan.

Nah, itu beberapa peralatan yang wajib dibawa saat kemping. Intinya adalah membawa peralatan yang dibutuhkan, jangan sampai hanya sekadar tergoda foto-foto menakjubkan di media sosial untuk kemping namun minim persiapan.

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

2 thoughts on “Tujuh peralatan yang tak boleh dilupakan saat kemping

  1. Sebenernya pengeeen banget nyobain kemping mba 😄. Selama ini aku rutin traveling, tapi sekalipun blm nyobain kemping.

    Eh pernah sih, zaman SMU, pas Pramuka, jurit malam sekalian kemping ama temen2 Pramuka 🤣. Tapi itu ga aku masukin lah, wong rasain tidurnya aja cuma 1 jam, sisanya dikerjain Ama Kaka senior 😄.

    Tapi at least setelah baca ini jadi tahu apa yg hrs dipersiapkan kalo ngajakin anak2 kempig. Paling mentok, nyobain kemping di tempat yg memang udah nyediain semua dulu . Kalo ternyata cocok, baru deh kemping mandiri :D.
    .tx Infonya mba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top