Wednesday Jul 24, 2024

Tujuh langkah kecil dalam mengurangi sampah

Setelah di postingan sebelumnya saya bercerita mengenai kenapa memulai zero waste, maka di tulisan kali ini saya mau bahas mengenai langkah kecil yang bisa dilakukan untuk mulai mengurangi sampah.

Baca juga: Kenapa memulai zero waste

Jangan khawatirkan hal-hal yang rumit dulu, mulai saja dari yang paling mudah. 

  1. Membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja

Ada hal-hal yang masih belum bisa dihindari saat pergi ke pasar. Misalnya membeli jamur tiram yang sudah dikemas plastik dari sananya. Namun, tentunya kita masih bisa mengurangi hal lain seperti: buah dan sayur yang belum dikemas. Langsung saja katakan pada penjual bahwa kita membawa kantong belanja sendiri. Ada beberapa penjual yang mulai aware akan pentingnya mengurangi plastik, meski ada juga yang kekeuh ingin memberikan barangnya dengan kantong plastik untuk kita. Tolak saja dengan halus sambil menunjukan kantong belanja dan bahwa kita baik-baik saja tanpa diberi plastik.

2. Membawa wadah sendiri saat membeli makanan

Penjual makanan biasanya memiliki tiga kemasan untuk membungkus: stereofoam, plastik, dan kertas nasi. Stereofoam dan plastik adalah kemasan yang sulit terurai. Maka selagi memungkinkan, bawalah kemasan yang ringan dan kuat dari rumah saat hendak membeli makanan. 

Kalau perlu, wadah tersebut yang bisa dilipat saat dalam keadaan kosong sehingga mendukung lite traveling untuk memudahkan perjalanan.

Wadah yang bisa dilipat
Beli tahu tanpa plastik

3. Membawa botol minum sendiri untuk air putih 

Keutamaannya adalah bisa lebih hemat sehingga tidak perlu membeli di perjalanan. Kecuali saat air minum tersebut sudah habis. Kalau tidak salah sekarang mulai muncul beberapa tempat yang menyediakan air minum isi ulang.

4. Berlaku juga hal yang sama: membawa botol sendiri saat akan membeli minuman take away

Saat membeli es kelapa, saya tersadar bahwa usia penggunaan plastik yang digunakan untuk membungkus air kelapa sangatlah singkat. Hanya sekitar 5 menit saja. Ketika tiba di rumah plastik tersebut langsung dibuang. Ditambah kantong kresek untuk menentengnya dan bonus sedotan plastik dari penjual. 

Pada akhirnya saya membeli tumblr yang volumenya cukup untuk menampung air kelapa dan juga green tea. Lumayan mengurangi sampah. 

Green tea on the go

5. Menggunakan sedotan yang bisa dipakai ulang

Sedotan plastik nan langsing itu rupanya menimbulkan banyak masalah terutama di laut. Video tentang penyu yang hidungnya kecolok sedotan plastik pada akhirnya menyadarkan banyak pihak bahwa sedotan adalah hal remeh yang juga menjadi sampah. Hingga akhirnya sedotan stainless dan sedotan kaca menjadi tren baru. Saya menggunakan sedotan kaca sejak 2014 dan akhirnya memutuskan berjualan sedotan tersebut sebelum tren tersebut dimulai. Alhamdulillah menambah pemasukan sambil mengurangi sampah sedotan. Kalau tim nggak pakai sedotan gimana? Ya lebih bagus lagi donk! Sedotan cuci-ulang ini ya khusus untuk orang-orang yang memang terbiasa pakai sedotan, dan bukannnya memaksa orang yang tidak pakai sedotan untuk ikutan tren pakai sedotan stainless dan sebagainya ya! Jadi sebaiknya tidak perlu diributkan heu.

Sedotan bambu dan kaca

6. Menggunakan popok kain alias cloth diaper

Semenjak anak pertama dulu, kami menggunakan cloth diaper (clodi) untuk sehari-hari. Bahkan dulu kami juga menggunakan clodi tersebut saat bepergian. Hal itu dilakukan hingga anak pertama kami berusia 1 tahun. Clodi tersebut masih banyak yang dalam kondisi baik hingga bisa digunakan oleh adiknya yang baru lahir sekarang. Ketika sahabat saya bertanya mau hadiah apa pasca melahirkan? Tentu saja saya jawab: CLODI. Sahabat tersebut pun memberikan 8 set clodi beserta insertnya untuk kami. Mamak hepiiiii…!!

7. Menggunakan pembalut kain

Tidak hanya sang anak yang menggunakan popok kain, sang ibu juga berusaha mengurangi sampah dengan menggunakan pembalut kain yang bisa dicuci ulang. Popok sekali pakai (pospak) dan pembalut adalah dua benda yang belum bisa didaur ulang. Mengurangi sampah tersebut berarti banyak bagi lingkungan. 

Selain pembalut kain, ada lagi nih piluhan lain untuk mengurangi sampah pembalut bagi perempuan saat haid. Yaitu, menggunakan menstrual cup. 

Jujur saja sampai sekarang saya masih belum berani menggunakan menstrual cup. Kita baca pengalaman dari Iffia saja yuk tentang menggunakan menstrual cup. Tulisannya ada di sini:

Pengalaman menggunakan menstrual cup oleh Iffia

Nah, itu 7 langkah sederhana untuk mengurangi sampah ala saya. Meski belum bisa 100% sempurna alias terkadang masih suka lupa membawa wadah, lupa membawa tumblr hingga tidak memungkinkan menggunakan clodi saat bepergian jauh, namun sebisa mungkin hal tersebut diminimalisir demi mengurangi banyaknya tumpukan sampah.

Bagaimana langkah mengurangi sampah ala kamu?

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top