Wednesday Jul 24, 2024

Berkunjung ke Chiang Kai-Shek Memorial Hall

Agenda hari pertama kami di Taipei adalah mengunjungi Chiang Kai-Shek Memorial Hall yang berlokasi di Zhongsang road. Untuk menuju lokasi tersebut kami menaiki MRT dan turun di stasiun Chiang Kai-Shek Memorial Hall atau biasa juga disingkat C.K.S Memorial Hall. Pokoknya kalo ke mana-mana jangan lupa bawa peta MRT yak. Tersedia kok di stasiun atau di tempat wisata secara gratiss.

Peta MRT

Chiang Kai-Shek Memorial Hall didirikan untuk mengenang Chiang Kai-Shek sebagai tokoh bersejarah. Pengunjung bisa memasuki bangunan ini secara gratis. Di bagian bawah bangunan terdapat museum yang mendokumentasikan perjalanan hidup Chiang Kai-Shek.

Di dalam museum tersebut di antaranya berisi maket, miniatur pesawat dan tank, juga berbagai toko souvenir khas Taiwan.

wp-1469589469512.jpeg

Di sisi lain museum terdapat berbagai benda yang pernah dimiliki oleh Chiang Kai Sek seperti buku bacaan, mobil, dan juga tandu.

wp-1469589504671.jpeg

Di museum ini juga terdapat foto dan simulasi ruang kerja lengkap dengan patung Chiang Kai-Shek yang sedang duduk menghadap meja kerjanya.

Di beberapa bagian museum terdapat peraturan tidak boleh berisik sehingga pengunjung terutama yang membawa anak-anak dimohon untuk memerhatikan aturan tersebut. Salah satu hal menarik lain yang ada di memorial hall ini adalah adanya pergantian penjaga atau changing guard setiap 1 jam. Pengunjung bisa menyaksikan pergantian penjaga tersebut sejak mulai dari lantai dasar hingga ke lantai 4 atau tepat di depan patung besar Chiang Kai-Shek.

Pada saat pergantian penjaga pengunjung juga dimohon untuk tetap berdiri dan mengambil foto pada barisan yang sudah ditentukan dan tidak berisik.

Setelah pergantian penjaga selesai dari tempat tersebut kami kemudian mengarah keluar dan tampaklah tangga lebar yang berlatarbelakang taman serta dua bangunan dengan arsitektur khas negeri tersebut yaitu gedung National Concert Hall dan National theater.

Rupanya banyak juga wisatawan yang memasuki gedung dengan menaiki tangga tersebut dan bukan masuk melalui museum terlebih dulu seperti kami. Banyak di antaranya yang sudah berusia lanjut namun tetap bersemangat menaiki anak tangga berjumlah 89 tersebut. Jumlah anak tangga sebanyak 89 merujuk pada usia Chiang Kai-Shek saat wafat.

Kehadiran dede rupanya cukup menarik perhatian. Mungkin karena penampilannya yang berbeda dari warga lokal, yaitu dengan mata bulat dan kulit yang tidak putih. Beberapa kali ada saja wisatawan yang menggodanya. Seorang nenek pun bertanya dalam bahasa china yang tidak saya pahami. Ia menunjuk-nunjuk dede sambil mengacungkan 1 jarinya sehingga kemudian saya artikan sebagai “Apakah usianya 1 tahun.” Saya pun balas menjawab dengan mengacungkan jari telunjuk sambil mengangguk-angguk.

Kami pun menuruni tangga, sambil tetap berfoto-foto dan membuat perjalanan turun menjadi lamaaa haha.

Karena cukup sulit mencari makanan halal, maka kami membawa bekal makan siang. Membawa rombongan bocah tentunya membutuhkan banyak persiapan dan bekal makan. Thanks to Wowo yang sudah siap sedia memasak ikan goreng dan rendang! Maka kami pun menyingkir sejenak untuk memakan bekal makan siang. Yang makan sih anak-anak aja, yang dewasa cukup dulu deh dengan onigiri, roti gandum, atau ubi rebus yang bisa didapatkan di Sevel hihi. Tiga makanan tersebut jadi senjata kami selama di Taiwan. Yang penting ganjal perut dulu.

Nah, selama perut kenyang si bocah pun Alhamdulillah berada pada mood paling bahagia.

Bahagia sama Ama dan Abanya bisa nyampe ke Taipei.

img-20160504-wa0028.jpg
wp-1469000473024.jpeg

Yulia

Pengamat tumbuhan, burung, dan kupu-kupu amatir, ibu dua anak, penulis, pustakawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to Top