Mengenalkan ikan hiu pada anak
Hiu memegang peranan penting dalam ekosistem laut. Ia berada di puncak rantai makanan. Thus, keberadaannya semakin mengkhawatirkan karena banyak diburu. Baik karena informasi bahwa sirip hiu mengandung zat yang bisa menyembuhkan penyakit, minyaknya yang bisa digunakan untuk bahan kosmetik, hingga taringnya sebagai hiasan.
Ada pula yang menjadikan alasan bahwa hiu suka memangsa manusia, sehingga memburu hiu habis-habisan. A proof that the cruelty is in human, not shark.
Lalu bagaimana? Apa yang bisa kita, saya, lakukan?
My dream to go diving perhaps were burned and vanish, but not with love to the ocean.
So, instead of: “Hiiii…. Kamu jangan berenang di laut nanti dimakan hiu!” to my son, atau menakut-nakuti dengan kalimat lain, bukankah lebih baik mengenalkannya pada biota ciptaan Tuhan tersebut?
Hiu jelas memang menyeramkan dengan taringnya yang tajam dan kemampuan renangnya yang cepat, wess serem kabeh! Tapi apa tak bisa kita jaga juga demi ekosistem laut?
Jadi, para ibu alias emak di rumah bisa turut serta menjadi garda depan dalam menjaga lingkungan dengan cara mengenalkan lingkungan tersebut pada anaknya.
Syukur-syukur jika si ibu bisa diving alias menunjukan langsung pada anak mengenai laut dan isinya, kalau nasib ya nasib kaya saya yang punya riwayat MVP jantung yo wess nrimo wae.
Inilah, sebisa-bisanya, hal kecil yang bisa saya lakukan untuk mengenalkan anak pada ikan hiu:
- Membacakan buku
Hayooo, tunjuk tangan siapa yang masih belum membacakan buku untuk anaknya?
Membaca buku bersama anak memiliki banyak manfaat. Kali ini buku yang dibaca adalah tentang ikan hiu. Tentunya kita sepakat bahwa membaca di sini tidak berarti mengeja huruf per huruf tapi mengenalkan anak pada buku. Mau improvisasi kalimat panjang dipendekin, pendek dipanjangin ya silakan.
Apa sih yang bisa kita dapatkan dari membaca buku mengenai ikan hiu?
- Mengenalkan anak bahwa ikan hiu adalah ciptaan Allah. Untuk anak usia dini yang terpenting pada masa ini adalah menumbuhkan kecintaan (mahabbah) pada Allah melalui segala keindahan ciptaannya. Sampaikan bahwa Allah menciptakan ikan hiu dengan beraneka bentuk disesuaikan dengan kebutuhan mangsa dan cara hidupnya.
- Mengenalkan dunia air yang mungkin terasa asing baginya. Lewat buku, anak jadi tahu tempat lain yang berbeda dengan tempat tinggalnya saat ini (yang jauh dari lautan)
- Mengetahui berbagai jenis dan ciri-ciri ikan hiu, cara hidupnya, hingga makanannya.
- Mengenalkan tentang kepunahan sehingga membangun koneksi alias hubungan kenapa kita tidak boleh mengkonsumsi ikan hiu sebagai makanan.
- Jika anak sudah belajar mengenai sampah maka bisa juga dihubungkan dengan kenapa tidak boleh membuang sampah ke laut dan kenapa harus mengurangi penggunaan plastik.
- Membaca berarti menguatkan bonding antara anak dan orangtua.
2. Menonton video dokumenter mengenai ikan hiu.
Tentunya lama menonton ini disesuaikan dengan usia anak. 5-10 menit pun cukup.
A senang sekali menonton video proses hiu wobbegong yang sedang menyamar di dasar lautan untuk menangkap mangsa. Lain waktu ia senang memerhatikan hiu paus memakan plankton.
3. Pergi ke aquarium air laut
Iyes, menabunglah dan pergi ke wisata aquarium. Di sana anak bisa melihat ikan hiu secara konkret. Mulai dari bentuk tubuhnya, cara berenangnya, hingga ukuran tubuh dan ciri khasnya.
Kami takjub waktu di sudut aquarium, ada seekor ikan hiu yang sendirian dan berada di dasar. A mengenalinya sebagai hiu penebah karena ciri khas ekornya.